Hati-hati dengan Hati



        
Waktu masih terlalu dini untuk pulang ke sarang bagi para burung. Bahkan langit belum melukiskan tinta hitam di sebelah barat. Aku telah terjaga. Dengan nada tersendu-sendu sesak aku bernafas, seakan ada jutaan kerikil yang bersarang di tenggorokan, sangatlah menyumbat saluran pernafasanku, mata berair membasahi pipiku. 
“Tuhan!!, apa ini jalan hidupku? Tak diacuhkan mereka, dan disia–siakan layaknya seonggok bangkai di selokan pembuangan limbah!”. 
Aku terus menangis ditemani jutaan benda tak bernyawa sembari memainkan jemari. Kutatap foto yang kuselipkan dalam buku diariku yang tak pernah kusentuh. Karena aku takut, melihat masa kecilku yang begitu dikasihani.
Sesekali angin berbisik “ingatlah karena dirimu mereka jadi miskin. Wanita tangguh itu sudah 18 tahun hidupnya hanya tergantung obat-obatan! Sungguh kehadiranmu bagaikan hantaman badai topan! mungkin kau bukan anak yang diharapkan untuk lahir ke dunia!”.

Menatap Indonesia



Bara kagum menjadi api, gejolak bunga bangsa melalab atmosfer bumi pertiwi. Jantung sejarah  tak kan berhenti ataupun terrenkarnasi. Tak cukup satu abad untuk mengatur nafas. Proses demi proses seakan dipotong urat nadinya. Perlawanan yang nyawa pun harus disumbangkan, tidak membunuh semangat mereka.
Ketahuilah teman-teman, setting sejarah kita pasca kemerdakaan mengalami semacam daur ulang yang di sana sini membasuh wajah letihnya dengan darah dan kekerasan. But, Together we are one.!! Kesuksesan yg urgent!!, YES, KEMERDEKAAN!!

Stories of Tragedy 02:06:12

                                                                             
Waktu melaju tanpa henti, seakan tak takut kehabisan bahan bakar. Dag dig dug, getaran cepat dari hati. Yeah falling in love, itu aku rasakan. Pesan singkat, dari getaran ponsel tertuliskan
“ Tp kmu jgn ninggaln aq “
“ Aq ska kmu jujur,..Aq jg mau nyelesein kisi2 PKN “


         
Wow kebahagian merona diwarnai harapan, seakan menyambut bintang jatuh. Kegilaan melandaku, dan di otakku menghadirkan bayangan-bayangan indah akan kesempurnaannya. Lekuk indah membentuk pola-pola menakjubkan tampak di wajahnya, bibir merahnya menyunggingkan senyum terindah, matanya berbinar melahirkan cahaya cinta. Kecakapannya dalam segala hal menciptakan tantangan untukku. Namun sesekali angin berbisik : apakah benar, dia suka kamu???. Hemm... semoga dia nyata untukku. Lamunanku mulai buyar, ketika aroma malam menghipnotisku untuk merebahkan diri di kasur.